Contoh Proposal Pengembangan Sistem Informasi Penjualan

 

PROPOSAL

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN

MAKANAN KHAS GARUT PADA PD. ANEKA SARI DENGAN

MENGGUNAKAN VISUAL BASIC .NET

                                                                                    PT. LexiCom Support Intercontinental

                                                                                    Support.center@lsi.com

                                                                                    Telp : 021-77821549

Kata Pengantar

 

12 April 2012

Kepada Yth. Pemilik PD. Aneka Sari

Di Tempat

Dengan hormat,

Bersama dengan datangnya ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak / Ibu pemilik atas kesediannya menerima proposal yang telah kami buat.

Adapun  tujuan  dari pembuatan aplikasi ini adalah agar transaksi penjualan berjalan dengan baik tanpa harus menggunakan sistem konfensional dan  pencatatan keluar masuk gudang dapat dilakukan dengan efektif dan efisien sehingga stok barang di gudang tercatat dengan tepat melalui sebuah program aplikasi penjualan makanan khas garut pada PD. Aneka Sari.

Jika Bapak / Ibu bisa memberikan informasi tentang tidak lanjut dari proyek ini dalam waktu dua minggu (14 hari) kedepan, maka kami bisa menjalankan proyek tiga hari kemudian. Jika Bapak / Ibu memberikan informasi lebih dari dua minggu (14 hari), dikhawatirkan proyek ini berjalan kurang lancar.

Profil Perusahaan

 

Nama Perusahaan  : LexiCom Support Intercontinental

Status Perusahaan  : Perseroan Terbatas, PT

Bidang Usaha  :

– Konsultan ICT (Information and communication technology) dan Security

– Jasa Pelatihan ICT dan Security

Kantor Pusat  : Gedung Wiswa Akbar Lt  1,  Jl. Belimbing 2 Kelapa Dua  – Depok

Referensi Proyek  :

– Proyek Pembuatan Aplikasi E-Toll Card Untuk Wilayah Jabodetabek

– Proyek Pengadaan Sarana Laboratorium Tik Dan Multimedia Di Berbagai

Kota

– Proyek Pengembangan ICT di lebih dari 100 perusahaan

– Pelatihan Security in mobile banking di Bank BNI, DKI, dan Century

Manajemen Perusahaan :

– Rangga Septian Putra (Presiden Komisaris)

– Rion Saputra (Komisaris)

– Tb. Rizal (Presiden Direktur)

 

Latar Belakang

Perkembangan dunia kepariwisataan di Indonesia didukung oleh banyaknya objek dan tempat wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan. Baik wisatawan asing atau wisatawan domestik. Salah satu tempat dan objek wisata yang bisa dijadikan alternatif tujuan wisata adalah Kota / Kabupaten Garut.

Kota Garut merupakan salah satu  kota yang menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat. Letak daerahnya berada di ujung selatan sekaligus menjadi batas dari provinsi karena berbatasan langsung dengan laut. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke kota Garut. Karena tidak hanya objek wisata yang berada di darat saja yang bisa kunjungi, akan tetapi objek wisata yang berada di air pun bisa dinikmati wisatawan.

Selain dari objek wisata yang tersedia, makanan khas merupakan salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari wisatawan. Dengan adanya makanan khas daerah, wisatawan dapat lebih mengenal tempat wisata yang telah mereka datangi. Untuk daerah wisata kota Garut, ada banyak sekali pilihan makanan khas yang bisa dinikmati oleh wisatawan.

Perusahaan Daerah, dalam hal ini PD. Aneka sari merupakan perusahaan daerah yang menyediakan makanan khas Garut. Masalah muncul ketika perusahaan ini hanya menggunakan sistem konvensional untuk keperluan penjualnnya.

Misalnya  saat terjadi  kekurangan stok makanan, karyawati yang bekerja di toko harus melapor kepada petugas atau karyawan yang ada di gudang. Begitu juga sebaliknya, karyawan yang berada di gudang sekali-kali melaporkan  jumlah stok barang di gudang kepada  karyawati yang ada di toko agar  mereka mengetahui makanan yang masih tersedia untuk dijual.

Namun terkadang karyawan gudang mengalami kesulitan untuk menentukan jumlah barang yang tersedia di gudang, terlebih lagi jika aliran barang yang keluar dan masuk gudang sangat banyak. Biasanya karyawan gudang melakukan pencatatan aliran barang secara manual, sehingga mengalami kesulitan dalam mengetahui berapa jumlah barang yang harus dibeli, apakah barang yang akan dijual tersedia. Informasi tentang persediaan  makanan yang  up to date menjadi rumit. Dengan demikian suatu sistem  yang baik diperlukan untuk mengatur siklus penjualan agar proses kegiatan dalam toko tersebut dapat berjalan dengan lancar.

Ruang Lingkup Proyek

Proyek  pengembangan aplikasi ini memiliki beberapa ruang lingkup yang harus dikerjakan, yaitu sebagai berikut :

  1. Menganalisis dan menentukan jenis keperluan apa yang dibutuhkan.
  2. Menganalisis teknologi yang harus digunakan.
  3. Mendesain / membuat sebuah denah untuk kepentingan laboratorium.
  4. Mengimplementasikan semua hasil analisis dan desain yang telah dilakukan.

Tujuan dan Manfaat Proyek Pengembangan

 

            Tujuan dari pengembangan sistem ini   adalah  agar transaksi penjualan berjalan dengan baik tanpa harus menggunakan sistem konfensional dan  pencatatan  keluar masuk gudang dapat dilakukan dengan efektif dan efisien sehingga stok barang di gudang tercatat dengan tepat melalui sebuah program aplikasi penjualan makanan khas garut pada PD. Aneka Sari.  Sedangkan  Manfaat  yang  diharapkan dengan  adanya pengembangan ini adalah :

  1. mempermudah dalam mengetahui informasi persediaan barang dagang yang terdapat di gudang, karena persediaan barang dagang langsung di update setiap kali transaksi terjadi.
  2. Pengawasan penjualan dapat dipermudah, karena apabila barang yang akan dijual kurang dari batas minimum persediaan barang di gudang, maka  komputer akan memberikan informasi kepada kasir dan staf gudang akan melakukan pemesanan barang ke supplier. Selain itu, pengawasan keluar masuk barang pun  dapat ditingkatkan karena informasi persediaan barang pada sistem sama dengan yang ada di gudang.

Batasan Masalah

 

Sesuai penjelasan pada latar belakang maka  aplikasi yang dibuat akan difokuskan pada aplikasi penjualan dan ketersedian barang pada  perusahaan yang meliputi  transaksi penjualan, pembelian barang, dan informasi persedian barang.

Kegiatan yang akan Dilakukan

 

  1. Melakukan wawancara kepada pihak  perusahaan yang difokuskan pada tahap analisis.
  2. Menganalisis kebutuhan Hardware dan Software.
  3. Mendesain
  4. Melakukan pembelian kebutuhan.
  5. Melakukan instalasi dan pemasangan seluruh aspek yang dibutuhkan.

Anggaran Biaya

anggaran biaya

Jadwal Pelaksanaan

 

jadwal pelaksanaan

Jaminan Purna Jual

SURAT PERNYATAAN JAMINAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

  1. Nama : Rangga Septian Putra
  2. Penanggung Jawab : PT. LexiCom Support Intercontinental
  3. Alamat Perusahaan : Gedung Wiswa Akbar Lt 1, Jl. Belimbing 2 Kelapa Dua – Depok

Dengan ini menyatakan memberi jaminan terhadap mutu dan pelayanan purna jual dari Sistem  Informasi Penjualan Menggunakan Visual Basic.Net yang telah diabuat sebelumnya.

Dalam rangka pemberian jaminan dimaksud, kami menyanggupi untuk menyediakan fasilitas Maintenance / Pemeliharaan sistem selama 3 tahun pemakaian.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, apabila kami tidak dapat memenuhi jaminan tersebut di atas, kami bersedia untuk dituntut di pengadilan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Depok,13 April 2012

Pemberi Jaminan,

Legalisasi Notaris                                                                                (Rangga Septian Putra)

Referensi

 

  1. http://v-class.gunadarma.ac.id/mod/resource/view.php?id=36065
  2. http://techcomm.wikidot.com/chapter-4-visual-elements
  3. http://lily.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.22

sumber : http://ranggablack89.files.wordpress.com/2012/04/proposal-pengelolaan-sistem-informasi.pdf

Pengertian IT Audit Trails, Real Time Audit, IT Forensik

IT Audit Trails

Audit Trails digunakan untuk menunjukkan catatan yang telah mengakses sistem operasi komputer dan apa yang dia telah dilakukan selama periode waktu tertentu. Dalam telekomunikasi, istilah ini berarti catatan baik akses selesai dan berusaha dan jasa, atau data membentuk suatu alur yang logis menghubungkan urutan peristiwa, yang digunakan untuk melacak transaksi yang telah mempengaruhi isi record.  Perangkat lunak ini dapat beroperasi dengan kontrol tertutup dilingkarkan, atau sebagai sebuah sistem tertutup, seperti yang disyaratkan oleh banyak perusahaan ketika menggunakan sistem Audit Trail.

Record Audit Trail biasaya disimpan dalam bentuk : Binary File, Text File, Table

 

Real Time Audit

Real Time Audit merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan teknis dan keuanagan sehingga dapat memberikan penilaian yang transparan status saat ini dari semua kegiatan, di mana pun mereka berada. Ada juga yang berpendapat bahwa Real Time Audit adalah suatu proses kontrol pengujian terhadap infrastruktur teknologi informasi dimana berhubungan dengan masalah audit finansial dan audit internal secara online atau bisa dikatakn real time bisa disamakan dengan audit IT lebih dikenal dengan istilah EDP Auditing (Electronic Data Processing), biasanya digunakan untuk menguraikan dua jenis aktifitas yang berkaitan dengan komputer.

IT Forensics

IT Forensik adalah cabang dari ilmu komputer tetapi menjurus ke bagian forensik yaitu berkaitan dengan bukti hukum yang ditemukan di komputer dan media penyimpanan digital. Komputer forensik juga dikenal sebagai Digital Forensik. IT Forensics yaitu penggunaan sekumpulan prosedur untuk melakukan pengujian secara menyeluruh suatu sistem komputer dengan mempergunakan software dan tool untuk memelihara barang bukti tindakan kriminal.

Sumber : http://alfamarlin.blogspot.com/2012/05/it-forensics.html

Jenis-jenis ancaman (threats) melalui IT dan kasus-kasus Cyber Crime

Semakin maraknya tindakan kejahatan yang berhubungan erat dengan penggunaan teknologi yang berbasis komputer dan jaringan telekomunikasi ini semakin membuat para kalangan pengguna jaringan telekomunikasi menjadi resah. Beberapa jenis kejahatan atau ancaman (threats) yang dikelompokkan dalam beberapa bentuk sesuai modus operandi yang ada, antara lain:

1. Unauthorized Access to Computer System and Service : Pada kejahatan ini dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya. Biasanya pelaku kejahatan (hacker) melakukannya dengan maksud sabotase ataupun pencurian informasi penting dan rahasia.

2. Illegal Contents : Kejahatan ini merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke Internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum. Sebagai contohnya, pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan pornografi atau pemuatan suatu informasi yang merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah dan sebagainya..

3. Cyber Sabotage and Extortion : Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan Internet. Biasanya kejahatan ini dilakukan dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus komputer ataupun suatu program tertentu, sehingga data, program komputer atau sistem jaringan komputer tidak dapat digunakan, tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau berjalan sebagaimana yang dikehendaki oleh pelaku.

4. Cybercrime : Perkembangan Internet dan umumnya dunia cyber tidak selamanya menghasilkan hal-hal yang postif. Salah satu hal negatif yang merupakan efek sampingannya antara lain adalah kejahatan di dunia cyber atau disebut juga dengan nama cybercrime. Hilangnya batas ruang dan waktu di Internet mengubah banyak hal. Sebagai contoh adalah seseorang cracker di Rusia dapat masuk ke sebuah server di Pentagon tanpa ijin.

 

Contoh Kasus Kejahatan Cyber Crime

1. Membajak situs web

Salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh cracker adalah mengubah halaman web, yang dikenal dengan istilah deface. Pembajakan dapat dilakukan dengan mengeksploitasi lubang keamanan. Sekitar 4 bulan yang lalu, statistik di Indonesia menunjukkan satu (1) situs web dibajak setiap harinya.

2. Probing dan port scanning

Salah satu langkah yang dilakukan cracker sebelum masuk ke server yang ditargetkan adalah melakukan pengintaian. Cara yang dilakukan adalah dengan melakukan port scanning atau probing untuk melihat servis-servis apa saja yang tersedia di server target. Sebagai contoh, hasil scanning dapat menunjukkan bahwa server target menjalankan program web server Apache, mail server Sendmail, dan seterusnya.

3. Virus

Seperti halnya di tempat lain, virus komputer pun menyebar di Indonesia . Penyebaran umumnya dilakukan dengan menggunakan email. Seringkali orang yang sistem emailnya terkena virus tidak sadar akan hal ini. Virus ini kemudian dikirimkan ke tempat lain melalui emailnya. Kasus virus ini sudah cukup banyak seperti virus Mellisa, I love you, dan SirCam. Untuk orang yang terkena virus, kemungkinan tidak banyak yang dapat kita lakukan.

4. Denial of Service (DoS) dan Distributed DoS (DDos) attack

DoS attack merupakan serangan yang bertujuan untuk melumpuhkan target (hang, crash) sehingga dia tidak dapat memberikan layanan. Serangan ini tidak melakukan pencurian, penyadapan, ataupun pemalsuan data. Akan tetapi dengan hilangnya layanan maka target tidak dapat memberikan servis sehingga ada kerugian finansial.

Sumber : http://valin141208.blogspot.com/2010/03/jenis-jenis-ancaman-threats-melalui-it.html

Pengertian Profesionalisme dan ciri-cirinya, kode etik profesional dan ciri-ciri seorang profesional di bidang IT

Profesionalisme

Profesionalisme berasal dan kata profesional yang mempunyai makna yaitu berhubungan dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994).

Profesionalisme adalah tingkah laku, keahlian atau kualitas dan seseorang yang professional (Longman, 1987).

Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.

Sama halnya juga dengan profesionalisme yang tidak bisa dipisahkan dengan profesi, kode etik pun tidak dapat dipisahkan dengan profesi. Karena dalam beberapa profesi terdapat kode etik yang tidak bisa dilanggar. Contohnya adalah kode etik kedokteran, kode etik pengacara, bahkan kode etik polisi, dsb.

Kode Etik

Kode etik merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi.

Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi :

a. memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.

b. merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
c.  mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.

Ciri khas profesionalisme di bidang IT

Mempunyai pengetahuan yang tinggi di bidang TI

Mempunyai ketrampilan yang tinggi di bidang TI

Mempunyai pengetahuan yang luas tentang manusia dan masyarakat, budaya, seni, sejarah dan komunikasi

Cepat tanggap terhada[ masalah client, paham terhadap isyu-isyu etis serta tata nilai kilen-nya

Mampu melakukan pendekatan multidispliner

Mampu bekerja sama

Bekerja dibawah disiplin etika

Mampu mengambil keputusan didasarkan kepada kode etik, bila dihadapkan pada situasi dimana pengambilan keputusan berakibat luas terhadap masyarakat

 

Sumber : http://zainuliman.blogspot.com/2010/05/ciri-ciri-profesionalisme-di-bidang-it.html

Pengertian Etika, Profesi dan ciri khas dari Profesi di bidang IT

Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti “timbul dari kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).

 

Etika juga disebut ilmu normative, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1988), etika dirumuskan dalam tiga arti, yaitu:

1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.

3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Etika terdiri dari etika pribadi, etika sosial dan etika moral.

 

Profesi

Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.

 

Profesi mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus, dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu) dan dilakukan sebagai sumber utama nafkah hidup.

 

Ciri khas profesi

  1. Suatu bidang pekerjaan yang terorganisir dari jenis intelektual yang terus berkembang dan diperluas
  2. Suatu teknik intelektual
  3. Penerapan praktis dari teknik intelektual pada urusan praktis
  4. Suatu periode panjang untuk pelatihan dan sertifikasi
  5. Beberapa standar dan pernyataan tentang etika yang dapat diselenggarakan.
  6. Kemampuan untuk kepemimpinan pada profesi sendiri
  7. Asosiasi dari anggota profesi yang menjadi suatu kelompok yang erat dengan kualitas komunikasi yang tinggi antar anggotanya
  8. Pengakuan sebagai profesi
  9. Perhatian yang profesional terhadap penggunaan yang bertanggung jawab dari pekerjaan profesi
  10. Hubungan yang erat dengan profesi lain

 

 

sumber : http://exoticpurple.wordpress.com/2011/10/04/pengertian-etika-dan-contoh-dari-etika/,

Perbedaan Auditing-around the Computer dengan Auditing-through the Computer

Auditing merupakan proses sistematik dengan tujuan untuk mendapatkan dan mengevaluasi fakta yang berkaitan dengan asersi mengenai kejadian dan tindakan ekonomi untuk memastikan kesesuaian antara asersi dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Hasil akhir Auditing diantaranya adalah laporan yang berisi ruang lingkup audit, metodologi, temuan-temuan, ketidaksesuaian dan kesimpulan-kesimpulan.

Auditing memiliki tiga pendekatan, yaitu, auditing-around the computer, auditing-throught the computer dan auditing with computer. Yang akan dijelaskan adalah perbedaan pendekatan antara auditing-around the computer dengan auditing-throught the computer.

1. Auditing-around the computer adalah pendekatan audit dimana auditor menguji keandalan sebuah informasi yang dihasilkan oleh komputer dengan terlebih dahulu mengkalkulasikan hasil dari sebuah transaksi yang dimasukkan dalam sistem. Kemudian, kalkulasi tersebut dibandingkan dengan output yang dihasilkan oleh sistem. Apabila ternyata valid dan akurat, diasumsikan bahwa pengendalian sistem telah efektif dan sistem telah beroperasi dengan baik. Jenis audit ini dapat digunakan ketika proses yang terotomasi dalam sistem cukup sederhana. Auditing-around the computer mempunyai kelemahan diantaranya:

  1. Data base mencakup jumlah data yang banyak dan sulit untuk ditelusuri secara manual
  2. Tidak membuat auditor memahami sistem komputer lebih baik
  3. Mengabaikan pengendalian sistem, sehingga rawan terhadap kesalahan dan kelemahan potensial dalam system
  4. Lebih berkenaan dengan hal yang lalu dari pada audit yang preventif
  5. Kemampuan komputer sebagai fasilitas penunjang audit mubazir
  6. Tidak mencakup keseluruhan maksud dan tujuan audit
  7. Tidak menguji apakah logika program dalam sebuah sistem benar
  8. Tidak menguji bagaimana pengendalian yang terotomasi menangani input yang mengandung error sehingga sulit mendeteksi adanya error

2. Auditing-throught the computer adalah audit yang dilakukan untuk menguji sebuah sistem informasi dalam hal proses yang terotomasi, logika pemrograman, edit routines, dan pengendalian program. Pendekatan audit ini menganggap bahwa apabila program pemrosesan dalam sebuah sistem informasi telah dibangun dengan baik dan telah ada edit routines dan pengecekan pemrograman yang cukup maka adanya kesalahan tidak akan terjadi tanpa terdeteksi. Jika program berjalan seperti yang direncanakan, maka semestinya output yang dihasilkan juga dapat diandalkan.

Dari penjelasan diatas maka perbedaan antara auditing-around the computer dengan auditing-through the computer adalah jika auditing-around the computer melakukan suatu penyelenggaraan sistem informasi tanpa menggunakan kemampuan dari peralatan itu sendiri, teknik ini tidak dapat diujikan langkah-langkah proses secara langsung dan hanya berfokus pada input dan output dari sistem komputer (dimana penggunaan komputer pada tahap proses diabaikan). Sedangkan auditing-through the computer melakukan suatu penyelenggaraan sistem informasi dengan menggunakan fasilitas komputer yang sama dan berfokus pada operasi pemrosesan dalam sistem komputer yang memiliki asumsi bila terdapat pengendalian yang memadai dalam pemrosesan, maka kesalahan dan penyalahgunaan dapat di deteksi (dimana pada tahap proses penggunaan komputer telah aktif).

Sumber : http://id.netlog.com/miemaya/blog/blogid=15965