Mengelola Kebutuhan Pribadi dengan Prioritas Kebutuhan

Permasalahan yang sering dihadapi pada kondisi ekonomi sekarang ini adalah bagaimana kita bisa mengolah keuangan untuk menyeimbangi apa yang menjadi kebutuhan diri kita. Kita dituntut menjadi pintar dalam mengelola keuangan, sehingga apa yang menjadi prioritas ataupun tidak dapat terpenuhi tanpa harus mengalami kekurangan pada pendapatan yang kita peroleh dan menjadikan kita lebih menghargai uang yang kita peroleh dengan kerja keras. Berikut hal-hal yang dapat membantu kita dalam mengelola keuangan untuk kebutuhan pribadi dengan prioritas kebutuhan :

1. Perencanaan

Membuat daftar perencanaan, kebutuhan apa saja yang kita perlukan dengan catatan memprioritaskan apa yang menjadi kebutuhan primer sehingga dapat membedakan mana yang menjadi kebutuhan prioritas atau tidak. Perencanaan tersebut harus sesuai dengan pendapatan yang akan kita terima.

2. Mencatat pengeluaran harian

Tanpa disadari, pengeluaran-pengeluaran kecil dapat membuat pengeluaran kita tidak sesuai dengan perencanaan sehingga untuk menghindari hal tersebut, catatlah pengeluaran harian baik kecil maupun besar karena dengan begitu, kita akan tahu berapa jumlah uang yang kita keluarkan dan dapat mengetahui adakah pengeluaran yang seharusnya tida perlu kita lakukan.

3. Menabung

Menyisihkan sebisa mungkin uang yang kita dapat, tidak harus dengan jumlah yang besar. Hal ini akan sangat berguna jika kita mempunyai kebutuhan yang sangat mendesak dan sangat membutuhkan uang. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengolah uang kita dengan menabung, seperti : bank, celengan, asuransi, dan lain-lain.

4.  Manajemen hutang

Jika dikondisikan kita untuk berhutang, maka hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah yang benar-benar kita butuhkan dan kita perhitungkan bunganya dan kesanggupan cara kita membayarnya. Cara pembayaran hutang ada yang cash maupun kredit, kemungkina kita akan dapat dihadapkan 2 cara tersebut, yang harus diperhatikan adalah kesanggupan kita dilihat dari jumlah pendapatan yang kita terima sehingga walaupun kita berhutang, tetap bisa memenuhi kebutuhan prioritas kita.

5. Hemat dan Sederhana

Hal yang paling penting dalam mendukung perekonomian kita adalah gaya hidup, maka dengan hidup hemat dan sederhana menjadikan kita lebih menghargai uang sehingga apa yang kita peroleh dengan susah payah tidak terbuang dengan sia-sia.

Maka dari itu dengan menjalankan cara-cara tersebut di atas semoga kita bisa mengelola uang dengan sebaik-baiknya dari sekarang.

Belajar dengan cara SKS

Belajar dengan cara SKS alias Sistem Kebut Semalam. Situasi menuntut kita harus belajar secara SKS? Kalau belajar seminggu sebelum ujian nanti waktu ujian jadi lupa, bagaiman kita mengatasinya?

Berarti kita harus tahu gimana caranya belajar SKS tapi hasilnya tetep OK.                           

Waktu

  • Jangan belajar sampai terlalu larut. Untuk itu pelajari dulu materi-materi yang sering dibahas dosen di kelas. Dosen pada umunya membuat soal dari materi yang beliau ingat alias yang sering dibicarakan. Slide mungkin bisa jadi pilihan bagus untuk didahulukan daripada diktat.
  • Belajar terlalu larut apalagi begadang sampai pagi bisa menyebabkan kita terkantuk saat ujian. Coba pikirkan, bagaimana seandainya soal ujian yang susah ditambah rasa kantuk yang menyerang saat ujian? Tentu akan membuat situasi makin kacau.

 Bahan ujian

  1. Kita harus tahu bab-bab yang menjadi bahan ujian
  2. Persiapkan diktat, slide dan semua bahan bacaan yang ada hubungannya dengan bab-bab tersebut. Paling tidak ada satu bahan bacaan untuk setiap bab bahasan.
  3. Kalau punya soal-soal tahun lalu sebaiknya dibaca terlebih dulu untuk mengetahui bentuk soal yang akan dihadapi, tapi jangan terpaku pada soal terutama untuk mata kuliah dengan hitungan.
  4. Beralih ke bahan bacaan, materi tiap BAB dilihat sekilas, diingat poin-poin pentingnya (judul subBAB yang tulisannya tebal)
  5. Jika waktu masih memungkinkan, semua bahan yang ada dibaca dan dipahami bukan dihafal. Yang perlu dihafal judul per subBAB dan bahan yang sering diulang dosen. Judul per subBAB kadang bisa membantu kita mengingat materi yang dibaca dengan patokan letak. Disamping itu, saat menemui soal yang sukar sehingga kita harus menjawab asal-asalan, jawaban asal-asalan kita tidak terlalu jauh dari materi bahkan bisa saja jawaban kita benar.
  6. Jika waktu belajar sangat-sangat terbatas, kita bisa mencari jawaban untuk soal-soal tahun lalu sembari membaca materi-materi di sekitar jawaban tersebut. Namun biasanya akan cukup susah jika kita belum membaca materi secara keseluruhan.

 Pada saat ujian

  1. Gabung dengan teman-teman yang sedang membahas materi kadang bagus karena materi-materi yang kita tidak tahu jadi tahu, tetapi syaratnya kita harus tetap relax karena biasanya kita jadi ngerasa blank alias lupa semua materi yang udah dibaca.
  2. Harus Percaya Diri
  3. Jangan lupa berdoa
  4. Kerjakan soal sesuai urutan karena terkadang soal yang berurutan BABnya sama jadi jawabannya bisa dikira-kira.
  5. Kalau ada soal pilihan ganda yang susah. Pilihan yang pertama kali terpikirkan langsung ditandai. Tapi jangan dijawab di lembar jawaban dulu.
  6. Kerjakan dengan teliti soal-soal yang bisa dikerjakan. Pastikan jawabannya benar.
  7. Selanjutnya baru memikirkan soal-soal yang susah.

Mungkin segitu saja saran – saran yang bisa dibagikan. Karena semua orang pasti punya cara belajar masing-masing. Jadi, buat dirimu senyaman mungkin saat belajar, tapi tetep berusaha untuk membuat orang juga nyaman belajar dekat dengan kita. Tetap semangat! Semoga tips ini bisa bermanfaat buat pembaca.

Unsur – Unsur Kalimat

Unsur – unsur kalimat terdiri dari:

SUBJEK

  • Disebut juga pokok kalimat.
  • Merupakan unsur inti dari kalimat.
  • Biasanya berupa kata benda atau kata lain yang dibendakan.
  • Untuk mencari subjek dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya “siapa” dan “apa”.

Contoh :

Ardi bermain bola.

Siswa kelas VI sedang menjalani ujian.

Melukis itu melatih kreatifitas

PREDIKAT

  • Merupakan unsur inti pada kalimat yang berfungsi untuk menerangkan subjek.
  • Biasanya berupa kata kerja atau kata sifat.
  • Untuk mencari predikat dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya “mengapa” dan “bagaimana”.

Contoh :

Rini menyanyi dengan merdu.

Tono membaca buku.

Ayah bekerja di BUMN.

OBJEK

  • Merupakan keterangan predikat yang erat hubungannya dengan predikat.
  • Biasanya terletak di belakang predikat.
  • Dalam kalimat pasif, objek menduduki fungsi subjek.
  • Terdiri dari dua macam yaitu objek penderita dan objek penyerta
  • Objek penderita adalah kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kolompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subjek.
  • Makna objek penderita :

Penderita

Contoh :  Pak Ali membajak sawah

Penerima

Contoh :   Ibu menjahit baju adik

Tempat

Contoh  :  Wisatawan mengunjugi Pulau Bali.

Alat

Contoh :   Andi melempar bola ke arah Budi.

Hasil

Contoh :   Anak-anak mengerjakan tugas pelajaran Bahasa Indonesia.

  • Objek penyerta adalah objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu.
  • Makna objek penyerta :

Penderita.

Contoh :   Ibu membelikan adik buku baru.

Hasil.

Contoh :  Penjahit itu membuatkan ibu baju kebaya.

KETERANGAN

  • Mempunyai hubungan y ang renggang dengan predikat.
  • Jenis-jenis keterangan :

>     Keterangan tempat

Contoh :  Ayah akan perdi ke Surabaya

>     Keterangan alat

Contoh  :  Ibu memotong sayuran dengan pisau

>     Keterangan waktu

Contoh :   Andi belajar matematika pukul 8 malam

>     Keterangan tujuan

Contoh  :  Bayi harus minum susu supaya sehat

>     Keterangan penyerta

Contoh :   Ibu pergi ke pasar bersama kakak.

>     Keterangan cara

Contoh :   Bacalah buku itu dengan seksama

>     Keterangan similatif

Contoh  :  Pak Doni berbicara di rapat sebagai ketua panita

>     Keterangan sebab

Contoh  :  Toni tidak naik kelas karena malas belajar

Pengertian Kalimat

Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum : – Joy Tobing adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama. – Pergi! – Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras itu. – The Samsons sedang konser tunggal di pinggir pantai ancol yang sejuk dan indah. Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK : – Subjek / Subyek (S) – Predikat (P) – Objek / Obyek (O) – Keterangan (K)

1.  Predikat (P)
Predikat dalam pandangan aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan inti kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.
Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:
a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu.
b. Anda dan saya tidak harus pergi sekarang.
c. Letusan Gunung Merapi keras sekali.
d. Makanan itu mahal.
e. Ayah saya guru bahasa Indonesia.
f. Anda guru?
g. Anak kami tiga .
h. Peserta audisi itu puluhan ribu orang.
i. Dia dari Medan
j. Pak Nurdin ke Saudi.

Pada sepuluh kalimat di atas, terdapat bagian yang dicetak miring. Ada yang berbentuk kata maupun frasa (lebih dari satu kata). Kata atau frasa yang dicetak miring tersebut berfungsi sebagai predikat.
Kalimat a dan b adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori verbal, disebut kalimat verbal. Kalimat c dan d adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori adjektival, disebut kalimat adjektival. Kalimat e dan f adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori nominal, disebut kalimat nominal. Kalimat g dan h adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori numeral, disebut kalimat numeral. Kalimat i dan j adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori preposisional, disebut kalimat preposisional.

2. Subjek (S)
Disamping predikat, kalimat umumnya mempunyai unsur yang berfungsi sebagai subjek. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada kalimat-kalimat tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek.
Pada sepuluh contoh kalimat di atas, kata atau frasa Yasmina, Anda dan saya, letusan Gunung Merapi, makanan itu, ayah saya, anak kami, peserta audisi itu, dia, dan Pak Nurdin berfungsi sebagai subjek. Subjek yang tidak berupa nomina, bisa ditemukan pada contoh kalimat seperti ini:
1. Merokok merupakan perbuatan mubazir.
2. Berwudlu atau bertayamum harus dilakukan sebelum sholat.
3. Tiga adalah sebuah angka.
4. Sakit bisa dialami semua orang.

3. Objek (O)
Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori nomina.
Berikut contoh objek dalam kalimat:
a. Dr. Ammar memanggil suster Ane.
b. Adik dibelikan ayah sebuah buku.
c. Kami telah memicarakan hal itu
Suster ane, ayah, sebuah buku, dan hal itu pada tiga kalimat di atas adalah contoh objek. Khusus pada kalimat b. Terdapat dua objek yaitu ayah (objek 1) dan sebuah buku (objek 2)

4. Pelengkap (PEL)
Pelengkap atau komplemen mirip dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ketidakmampuannya menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif. Perhatikan kata-kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di bawah ini. Kata-kata tersebut berfungsi sebagai pelengkap bukan objek.
Contoh:
a. Indonesia berdasarkan Pancasila
b. Ardi ingin selalu berbuat kebaikan
c. Kaki Cecep tersandung batu.

5. Keterangan (K)
Unsur kalimat yang tidak menduduki subjek, predidkat, objek, maupun pelengkap dapat diperkirakan menduduki fungsi keterangan. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada kalimat selalu terletak dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan (K) bisa terletak di depan S atau P.
Contoh:
a. Di perpustakaan kami membaca buku itu.
b. Kami membaca buku itu di perpustakaan.
c. Kami /di perpustakaan/ membaca buku itu.
d. Tono mencabut paku dengan tang.
e. Dengan tang Tono mencabut paku.
f. Tono /dengan tang/ mencabut paku.
Pada enam kalimat di atas, tampak bahwa frasa di perpustakaan dan dengan tang yang berfungsi sebagai keterangan mampu ditempatkan di awal maupun di akhir. Khusus jika ditempatkan antara S dan P, cara membacanya (intonasi) harus diubah sedemikian rupa (terutama jeda) agar pemaknaan kalimat tidak keliru.
Dilihat dari bentuknya, keterangan pada sebuah kalimat bisa dikenali dari adanya penggunaan preposisi dan konjungsi (di, ke, dari, kepada, sehingga, supaya, dan sejenisnya.). Akan tetapi, tidak semua keterangan berciri demikian, ada pula keterangan yang berbentuk kata, seperti pada contoh berikut:
a. Kami telah mengengoknya kemarin.
b. Tiga tahun kami telah bekerja sama dengannya.