Contoh Proposal Pengembangan Sistem Informasi Penjualan

 

PROPOSAL

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN

MAKANAN KHAS GARUT PADA PD. ANEKA SARI DENGAN

MENGGUNAKAN VISUAL BASIC .NET

                                                                                    PT. LexiCom Support Intercontinental

                                                                                    Support.center@lsi.com

                                                                                    Telp : 021-77821549

Kata Pengantar

 

12 April 2012

Kepada Yth. Pemilik PD. Aneka Sari

Di Tempat

Dengan hormat,

Bersama dengan datangnya ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak / Ibu pemilik atas kesediannya menerima proposal yang telah kami buat.

Adapun  tujuan  dari pembuatan aplikasi ini adalah agar transaksi penjualan berjalan dengan baik tanpa harus menggunakan sistem konfensional dan  pencatatan keluar masuk gudang dapat dilakukan dengan efektif dan efisien sehingga stok barang di gudang tercatat dengan tepat melalui sebuah program aplikasi penjualan makanan khas garut pada PD. Aneka Sari.

Jika Bapak / Ibu bisa memberikan informasi tentang tidak lanjut dari proyek ini dalam waktu dua minggu (14 hari) kedepan, maka kami bisa menjalankan proyek tiga hari kemudian. Jika Bapak / Ibu memberikan informasi lebih dari dua minggu (14 hari), dikhawatirkan proyek ini berjalan kurang lancar.

Profil Perusahaan

 

Nama Perusahaan  : LexiCom Support Intercontinental

Status Perusahaan  : Perseroan Terbatas, PT

Bidang Usaha  :

– Konsultan ICT (Information and communication technology) dan Security

– Jasa Pelatihan ICT dan Security

Kantor Pusat  : Gedung Wiswa Akbar Lt  1,  Jl. Belimbing 2 Kelapa Dua  – Depok

Referensi Proyek  :

– Proyek Pembuatan Aplikasi E-Toll Card Untuk Wilayah Jabodetabek

– Proyek Pengadaan Sarana Laboratorium Tik Dan Multimedia Di Berbagai

Kota

– Proyek Pengembangan ICT di lebih dari 100 perusahaan

– Pelatihan Security in mobile banking di Bank BNI, DKI, dan Century

Manajemen Perusahaan :

– Rangga Septian Putra (Presiden Komisaris)

– Rion Saputra (Komisaris)

– Tb. Rizal (Presiden Direktur)

 

Latar Belakang

Perkembangan dunia kepariwisataan di Indonesia didukung oleh banyaknya objek dan tempat wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan. Baik wisatawan asing atau wisatawan domestik. Salah satu tempat dan objek wisata yang bisa dijadikan alternatif tujuan wisata adalah Kota / Kabupaten Garut.

Kota Garut merupakan salah satu  kota yang menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat. Letak daerahnya berada di ujung selatan sekaligus menjadi batas dari provinsi karena berbatasan langsung dengan laut. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke kota Garut. Karena tidak hanya objek wisata yang berada di darat saja yang bisa kunjungi, akan tetapi objek wisata yang berada di air pun bisa dinikmati wisatawan.

Selain dari objek wisata yang tersedia, makanan khas merupakan salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari wisatawan. Dengan adanya makanan khas daerah, wisatawan dapat lebih mengenal tempat wisata yang telah mereka datangi. Untuk daerah wisata kota Garut, ada banyak sekali pilihan makanan khas yang bisa dinikmati oleh wisatawan.

Perusahaan Daerah, dalam hal ini PD. Aneka sari merupakan perusahaan daerah yang menyediakan makanan khas Garut. Masalah muncul ketika perusahaan ini hanya menggunakan sistem konvensional untuk keperluan penjualnnya.

Misalnya  saat terjadi  kekurangan stok makanan, karyawati yang bekerja di toko harus melapor kepada petugas atau karyawan yang ada di gudang. Begitu juga sebaliknya, karyawan yang berada di gudang sekali-kali melaporkan  jumlah stok barang di gudang kepada  karyawati yang ada di toko agar  mereka mengetahui makanan yang masih tersedia untuk dijual.

Namun terkadang karyawan gudang mengalami kesulitan untuk menentukan jumlah barang yang tersedia di gudang, terlebih lagi jika aliran barang yang keluar dan masuk gudang sangat banyak. Biasanya karyawan gudang melakukan pencatatan aliran barang secara manual, sehingga mengalami kesulitan dalam mengetahui berapa jumlah barang yang harus dibeli, apakah barang yang akan dijual tersedia. Informasi tentang persediaan  makanan yang  up to date menjadi rumit. Dengan demikian suatu sistem  yang baik diperlukan untuk mengatur siklus penjualan agar proses kegiatan dalam toko tersebut dapat berjalan dengan lancar.

Ruang Lingkup Proyek

Proyek  pengembangan aplikasi ini memiliki beberapa ruang lingkup yang harus dikerjakan, yaitu sebagai berikut :

  1. Menganalisis dan menentukan jenis keperluan apa yang dibutuhkan.
  2. Menganalisis teknologi yang harus digunakan.
  3. Mendesain / membuat sebuah denah untuk kepentingan laboratorium.
  4. Mengimplementasikan semua hasil analisis dan desain yang telah dilakukan.

Tujuan dan Manfaat Proyek Pengembangan

 

            Tujuan dari pengembangan sistem ini   adalah  agar transaksi penjualan berjalan dengan baik tanpa harus menggunakan sistem konfensional dan  pencatatan  keluar masuk gudang dapat dilakukan dengan efektif dan efisien sehingga stok barang di gudang tercatat dengan tepat melalui sebuah program aplikasi penjualan makanan khas garut pada PD. Aneka Sari.  Sedangkan  Manfaat  yang  diharapkan dengan  adanya pengembangan ini adalah :

  1. mempermudah dalam mengetahui informasi persediaan barang dagang yang terdapat di gudang, karena persediaan barang dagang langsung di update setiap kali transaksi terjadi.
  2. Pengawasan penjualan dapat dipermudah, karena apabila barang yang akan dijual kurang dari batas minimum persediaan barang di gudang, maka  komputer akan memberikan informasi kepada kasir dan staf gudang akan melakukan pemesanan barang ke supplier. Selain itu, pengawasan keluar masuk barang pun  dapat ditingkatkan karena informasi persediaan barang pada sistem sama dengan yang ada di gudang.

Batasan Masalah

 

Sesuai penjelasan pada latar belakang maka  aplikasi yang dibuat akan difokuskan pada aplikasi penjualan dan ketersedian barang pada  perusahaan yang meliputi  transaksi penjualan, pembelian barang, dan informasi persedian barang.

Kegiatan yang akan Dilakukan

 

  1. Melakukan wawancara kepada pihak  perusahaan yang difokuskan pada tahap analisis.
  2. Menganalisis kebutuhan Hardware dan Software.
  3. Mendesain
  4. Melakukan pembelian kebutuhan.
  5. Melakukan instalasi dan pemasangan seluruh aspek yang dibutuhkan.

Anggaran Biaya

anggaran biaya

Jadwal Pelaksanaan

 

jadwal pelaksanaan

Jaminan Purna Jual

SURAT PERNYATAAN JAMINAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

  1. Nama : Rangga Septian Putra
  2. Penanggung Jawab : PT. LexiCom Support Intercontinental
  3. Alamat Perusahaan : Gedung Wiswa Akbar Lt 1, Jl. Belimbing 2 Kelapa Dua – Depok

Dengan ini menyatakan memberi jaminan terhadap mutu dan pelayanan purna jual dari Sistem  Informasi Penjualan Menggunakan Visual Basic.Net yang telah diabuat sebelumnya.

Dalam rangka pemberian jaminan dimaksud, kami menyanggupi untuk menyediakan fasilitas Maintenance / Pemeliharaan sistem selama 3 tahun pemakaian.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, apabila kami tidak dapat memenuhi jaminan tersebut di atas, kami bersedia untuk dituntut di pengadilan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Depok,13 April 2012

Pemberi Jaminan,

Legalisasi Notaris                                                                                (Rangga Septian Putra)

Referensi

 

  1. http://v-class.gunadarma.ac.id/mod/resource/view.php?id=36065
  2. http://techcomm.wikidot.com/chapter-4-visual-elements
  3. http://lily.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.22

sumber : http://ranggablack89.files.wordpress.com/2012/04/proposal-pengelolaan-sistem-informasi.pdf

Perbedaan Auditing-around the Computer dengan Auditing-through the Computer

Auditing merupakan proses sistematik dengan tujuan untuk mendapatkan dan mengevaluasi fakta yang berkaitan dengan asersi mengenai kejadian dan tindakan ekonomi untuk memastikan kesesuaian antara asersi dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Hasil akhir Auditing diantaranya adalah laporan yang berisi ruang lingkup audit, metodologi, temuan-temuan, ketidaksesuaian dan kesimpulan-kesimpulan.

Auditing memiliki tiga pendekatan, yaitu, auditing-around the computer, auditing-throught the computer dan auditing with computer. Yang akan dijelaskan adalah perbedaan pendekatan antara auditing-around the computer dengan auditing-throught the computer.

1. Auditing-around the computer adalah pendekatan audit dimana auditor menguji keandalan sebuah informasi yang dihasilkan oleh komputer dengan terlebih dahulu mengkalkulasikan hasil dari sebuah transaksi yang dimasukkan dalam sistem. Kemudian, kalkulasi tersebut dibandingkan dengan output yang dihasilkan oleh sistem. Apabila ternyata valid dan akurat, diasumsikan bahwa pengendalian sistem telah efektif dan sistem telah beroperasi dengan baik. Jenis audit ini dapat digunakan ketika proses yang terotomasi dalam sistem cukup sederhana. Auditing-around the computer mempunyai kelemahan diantaranya:

  1. Data base mencakup jumlah data yang banyak dan sulit untuk ditelusuri secara manual
  2. Tidak membuat auditor memahami sistem komputer lebih baik
  3. Mengabaikan pengendalian sistem, sehingga rawan terhadap kesalahan dan kelemahan potensial dalam system
  4. Lebih berkenaan dengan hal yang lalu dari pada audit yang preventif
  5. Kemampuan komputer sebagai fasilitas penunjang audit mubazir
  6. Tidak mencakup keseluruhan maksud dan tujuan audit
  7. Tidak menguji apakah logika program dalam sebuah sistem benar
  8. Tidak menguji bagaimana pengendalian yang terotomasi menangani input yang mengandung error sehingga sulit mendeteksi adanya error

2. Auditing-throught the computer adalah audit yang dilakukan untuk menguji sebuah sistem informasi dalam hal proses yang terotomasi, logika pemrograman, edit routines, dan pengendalian program. Pendekatan audit ini menganggap bahwa apabila program pemrosesan dalam sebuah sistem informasi telah dibangun dengan baik dan telah ada edit routines dan pengecekan pemrograman yang cukup maka adanya kesalahan tidak akan terjadi tanpa terdeteksi. Jika program berjalan seperti yang direncanakan, maka semestinya output yang dihasilkan juga dapat diandalkan.

Dari penjelasan diatas maka perbedaan antara auditing-around the computer dengan auditing-through the computer adalah jika auditing-around the computer melakukan suatu penyelenggaraan sistem informasi tanpa menggunakan kemampuan dari peralatan itu sendiri, teknik ini tidak dapat diujikan langkah-langkah proses secara langsung dan hanya berfokus pada input dan output dari sistem komputer (dimana penggunaan komputer pada tahap proses diabaikan). Sedangkan auditing-through the computer melakukan suatu penyelenggaraan sistem informasi dengan menggunakan fasilitas komputer yang sama dan berfokus pada operasi pemrosesan dalam sistem komputer yang memiliki asumsi bila terdapat pengendalian yang memadai dalam pemrosesan, maka kesalahan dan penyalahgunaan dapat di deteksi (dimana pada tahap proses penggunaan komputer telah aktif).

Sumber : http://id.netlog.com/miemaya/blog/blogid=15965

Pemanfaatan Telematika dalam Pendidikan

Nama Kelompok : 

Elga Inggrid Waruwu (13109451)

Ayu Nur Anggrainy (12109229)

Syahira Hadi (13109509)

ABSTRAKSI

Telematika adalah sarana komunikasi jarak jauh melalui media elektromagnetik. Kemampuannya adalah mentransmisikan sejumlah besar informasi dalam sekejap, dengan jangkauan seluruh dunia, dan dalam berbagai cara, yaitu dengan perantaan suara (telepon, music), huruf, gambar, dan data atau kombinasi-kombinasinya.

Teknologi digital memungkinkan hal tersebut terjadi. Jasa telematika ada yang diselenggarakan untuk umum (online, internet), dan ada pula untuk keperluan kelompok tertentu atau dinas khusus (intranet).

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia telematika sangat pesat dan berkembang. Perkembangan tersebut muncul karena daya pikir manusia yang meningkat dan kemampuan proses berpikir manusia yang semakin cerdas dan kreatif. Seiring dengan perkembangan zaman manusiapun akan berkembang dalam gaya hidupnya. Salah satu contohnya adalah teknologi informasi yang saat ini sangat berkembang pesat baik segi hardware maupun software.

Perkembangan telematika di Indonesia mengalami beberapa periode berdasarkan fenomena yang ada di masyarakat yaitu periode rintisan (berlangsung pada akhir tahun 1970-an sampai dengan akhir tahun 1980-an). Pada periode rintisan ini penggunaan telematika sangat terbatas. Pada periode ini, masa dimana beberapa orang Indonesia belajar menggunakan telematika atau minimal pengetahuinya. Tahun 1980-an teleconference terjadwal hamper sebulan sekali di TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara presiden Suharto di Jakarta dengan para petani di luar Jakarta, bahkan di luar pulau Jawa.

Link Download :Pemanfaatan Telematika dalam Pendidikan

Menulis dengan Proses Berpikir

Menulis adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk menuangkan pikirannya untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Media yang digunakan untuk menulis saat ini sudahlah sangat beragam mulai dari kertas sampai dengan media elektronik seperti komputer. Dengan menulis biasanya seseorang dapat menyampaikan suatu informasi yang dianggapnya penting. Menulis merupakan suatu kegiatan yang dapat dilakukan oleh semua orang. Namun tidak semua orang dapat menulis dengan proses berpikir.

Menulis dengan proses berpikir memerlukan persiapan yang cukup. Hal pertama yang dibutuhkan dalam menulis dengan proses berpikir adalah kemauan. Kemauan merupakan hal dasar yang dibutuhkan oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan (tidak hanya untuk menulis saja). Kemauan tidak hanya berasal dari dalam diri seseorang tetapi kemauan bisa juga berasal dari luar. Sebagai sebuah contoh seorang penulis diharusnya menyelesaikan karyanya dalam tenggang waktu yang relatif singkat. Hal kedua yang dibutuhkan dalam menulis adalah bahan tulisan yang komplit. Bahan tulis sangat tergantung pada tujuan atau pokok masalah yang akan ditulis. Untuk suatu tulisan yang bersifat pribadi, data yang kita butuhkan bukanlah suatu hal yang perlu dipikirkan dengan sangat matang. Namun hal ini akan sangat berbeda jika tulisan kita akan dikonsumsi oleh umum apalagi sampai digunakan untuk sebuah kegiatan yang bersifat ilmiah. Suatu tulisan ilmiah memerlukan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Data-data ini dapat kita peroleh melalui pengamatan lapangan, hasil tulisan ilmiah atau dari hasil wawancara dengan orang orang yang ahli dibidang tersebut.

Setelah memiliki kemauan dan bahan tulisan , tahap berikutnya adalah memulai untuk menulis. Menulis memerlukan suatu proses berpikir yang baik dan sistematis sehingga pembaca dapat memahami maksud dan tujuan yang ingin disampaikan oleh si penulis. Seorang penulis yang baik dituntut untuk memiliki perbendaharaan kata yang baik. Selain itu, seorang penulis harus memiliki kemampuan berpikir yang logis agar dapat menghubungan berbagai macam fakta yang ditemukan dilapangan menjadi suatu bentuk untaian kalimat yang menarik minat para pembaca. Oleh karena itu, seorang penulis sebaiknya telah memahami betul ruang lingkup dari objek yang akan dia tulis.

Unsur – Unsur Kalimat

Unsur – unsur kalimat terdiri dari:

SUBJEK

  • Disebut juga pokok kalimat.
  • Merupakan unsur inti dari kalimat.
  • Biasanya berupa kata benda atau kata lain yang dibendakan.
  • Untuk mencari subjek dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya “siapa” dan “apa”.

Contoh :

Ardi bermain bola.

Siswa kelas VI sedang menjalani ujian.

Melukis itu melatih kreatifitas

PREDIKAT

  • Merupakan unsur inti pada kalimat yang berfungsi untuk menerangkan subjek.
  • Biasanya berupa kata kerja atau kata sifat.
  • Untuk mencari predikat dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya “mengapa” dan “bagaimana”.

Contoh :

Rini menyanyi dengan merdu.

Tono membaca buku.

Ayah bekerja di BUMN.

OBJEK

  • Merupakan keterangan predikat yang erat hubungannya dengan predikat.
  • Biasanya terletak di belakang predikat.
  • Dalam kalimat pasif, objek menduduki fungsi subjek.
  • Terdiri dari dua macam yaitu objek penderita dan objek penyerta
  • Objek penderita adalah kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kolompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subjek.
  • Makna objek penderita :

Penderita

Contoh :  Pak Ali membajak sawah

Penerima

Contoh :   Ibu menjahit baju adik

Tempat

Contoh  :  Wisatawan mengunjugi Pulau Bali.

Alat

Contoh :   Andi melempar bola ke arah Budi.

Hasil

Contoh :   Anak-anak mengerjakan tugas pelajaran Bahasa Indonesia.

  • Objek penyerta adalah objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu.
  • Makna objek penyerta :

Penderita.

Contoh :   Ibu membelikan adik buku baru.

Hasil.

Contoh :  Penjahit itu membuatkan ibu baju kebaya.

KETERANGAN

  • Mempunyai hubungan y ang renggang dengan predikat.
  • Jenis-jenis keterangan :

>     Keterangan tempat

Contoh :  Ayah akan perdi ke Surabaya

>     Keterangan alat

Contoh  :  Ibu memotong sayuran dengan pisau

>     Keterangan waktu

Contoh :   Andi belajar matematika pukul 8 malam

>     Keterangan tujuan

Contoh  :  Bayi harus minum susu supaya sehat

>     Keterangan penyerta

Contoh :   Ibu pergi ke pasar bersama kakak.

>     Keterangan cara

Contoh :   Bacalah buku itu dengan seksama

>     Keterangan similatif

Contoh  :  Pak Doni berbicara di rapat sebagai ketua panita

>     Keterangan sebab

Contoh  :  Toni tidak naik kelas karena malas belajar

Pengertian Kalimat

Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum : – Joy Tobing adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama. – Pergi! – Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras itu. – The Samsons sedang konser tunggal di pinggir pantai ancol yang sejuk dan indah. Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK : – Subjek / Subyek (S) – Predikat (P) – Objek / Obyek (O) – Keterangan (K)

1.  Predikat (P)
Predikat dalam pandangan aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan inti kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.
Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:
a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu.
b. Anda dan saya tidak harus pergi sekarang.
c. Letusan Gunung Merapi keras sekali.
d. Makanan itu mahal.
e. Ayah saya guru bahasa Indonesia.
f. Anda guru?
g. Anak kami tiga .
h. Peserta audisi itu puluhan ribu orang.
i. Dia dari Medan
j. Pak Nurdin ke Saudi.

Pada sepuluh kalimat di atas, terdapat bagian yang dicetak miring. Ada yang berbentuk kata maupun frasa (lebih dari satu kata). Kata atau frasa yang dicetak miring tersebut berfungsi sebagai predikat.
Kalimat a dan b adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori verbal, disebut kalimat verbal. Kalimat c dan d adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori adjektival, disebut kalimat adjektival. Kalimat e dan f adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori nominal, disebut kalimat nominal. Kalimat g dan h adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori numeral, disebut kalimat numeral. Kalimat i dan j adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori preposisional, disebut kalimat preposisional.

2. Subjek (S)
Disamping predikat, kalimat umumnya mempunyai unsur yang berfungsi sebagai subjek. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada kalimat-kalimat tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek.
Pada sepuluh contoh kalimat di atas, kata atau frasa Yasmina, Anda dan saya, letusan Gunung Merapi, makanan itu, ayah saya, anak kami, peserta audisi itu, dia, dan Pak Nurdin berfungsi sebagai subjek. Subjek yang tidak berupa nomina, bisa ditemukan pada contoh kalimat seperti ini:
1. Merokok merupakan perbuatan mubazir.
2. Berwudlu atau bertayamum harus dilakukan sebelum sholat.
3. Tiga adalah sebuah angka.
4. Sakit bisa dialami semua orang.

3. Objek (O)
Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori nomina.
Berikut contoh objek dalam kalimat:
a. Dr. Ammar memanggil suster Ane.
b. Adik dibelikan ayah sebuah buku.
c. Kami telah memicarakan hal itu
Suster ane, ayah, sebuah buku, dan hal itu pada tiga kalimat di atas adalah contoh objek. Khusus pada kalimat b. Terdapat dua objek yaitu ayah (objek 1) dan sebuah buku (objek 2)

4. Pelengkap (PEL)
Pelengkap atau komplemen mirip dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ketidakmampuannya menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif. Perhatikan kata-kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di bawah ini. Kata-kata tersebut berfungsi sebagai pelengkap bukan objek.
Contoh:
a. Indonesia berdasarkan Pancasila
b. Ardi ingin selalu berbuat kebaikan
c. Kaki Cecep tersandung batu.

5. Keterangan (K)
Unsur kalimat yang tidak menduduki subjek, predidkat, objek, maupun pelengkap dapat diperkirakan menduduki fungsi keterangan. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada kalimat selalu terletak dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan (K) bisa terletak di depan S atau P.
Contoh:
a. Di perpustakaan kami membaca buku itu.
b. Kami membaca buku itu di perpustakaan.
c. Kami /di perpustakaan/ membaca buku itu.
d. Tono mencabut paku dengan tang.
e. Dengan tang Tono mencabut paku.
f. Tono /dengan tang/ mencabut paku.
Pada enam kalimat di atas, tampak bahwa frasa di perpustakaan dan dengan tang yang berfungsi sebagai keterangan mampu ditempatkan di awal maupun di akhir. Khusus jika ditempatkan antara S dan P, cara membacanya (intonasi) harus diubah sedemikian rupa (terutama jeda) agar pemaknaan kalimat tidak keliru.
Dilihat dari bentuknya, keterangan pada sebuah kalimat bisa dikenali dari adanya penggunaan preposisi dan konjungsi (di, ke, dari, kepada, sehingga, supaya, dan sejenisnya.). Akan tetapi, tidak semua keterangan berciri demikian, ada pula keterangan yang berbentuk kata, seperti pada contoh berikut:
a. Kami telah mengengoknya kemarin.
b. Tiga tahun kami telah bekerja sama dengannya.

Kedudukan Bahasa Indonesia

Fungsi Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia memiliki beberapa fungsi. Diantaranya, Fungsi-Fungsi tersebut terdiri dari :

1. Sebagai alat untuk mengungkapkan Ekspresi diri

Bahasa, dalam hal ini yaitu Bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan Ekspresi diri. Dengan bahasa, kita dapat mengungkapkan perasaan/ekspresi yang sedang kita rasakan atau hendak kita tunjukan kepada orang lain sehingga orang lain dapat mengerti apa yang kita maksudkan.

2. Sebagai alat Komunikasi

Dalam berkomunikasi alat yang paling sering/lazim digunakan adalah Bahasa. Dengan adanya bahasa, setiap orang dapat saling berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi adalah kelanjutan dari ekspresi diri yang kita sampaikan kepada orang lain dan mendapatkan respon balik dari ekspresi yang kita sampaikan tersebut.

3. Sebagai Adaptasi & Integrasi

Dalam kehidupan kita sebagai makhluk sosial, selain berkomunikasi kita dituntut untuk dapat berbaur & menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan lingkungan disekitar kita. Dengan adanya bahasa, kita akan dapat dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitar kita atau lingkungan yang sedang kita datangi. Pada saat kita beradaptasi dengan lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang kita hadapi.

4. Sebagai Kontrol Sosial

Bahasa sebagai Kontrol Sosial, dengan adanya bahasa dapat memberikan kontrol terhadap perilaku/tingkah laku/sikap yang dilakukan.
Misalnya:
Hati-hati jalan Licin!!.
Pemberitahuan tersebut dimaksudkan untuk dapat berhati-hati dalam melewati jalan tersebut karena kondisi jalan yang licin.

Kedudukan Bahasa Indonesia

Kedudukan Bahasa Indonesia terdiri dari :

1. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

Fungsi Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional:

1). Bahasa Indonesia berfungsi sebagai Lambang kebanggaan kebangsaan

Bahasa Indonesia mencerminkan nilai – nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Atas dasar kebanggaan ini , Bahasa Indonesia harus kita pelihara dan kita kembangkan. Serta harus senantiasa kita bina rasa bangga dalam menggunakan Bahasa Indonesia.

2). Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang identitas nasional

Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya apabila masyarakat pemakainya/yang menggunakannya membina dan mengembangkannya sehingga bersih dari unsur – unsur bahasa lain.

3). Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan antar budaya

Dengan adanya Bahasa Indonesia kita dapat menggunakannya sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi/berkomunikasi dengan masyarakat-masyarakat di daerah (sebagai bahasa penghubung antar warga, daerah, dan buadaya).

4). Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai – bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing – masing kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia.

Dengan bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai – nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan.

2. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara

Fungsi Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara:

1). Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan

Sebagai bahasa resmi kenegaraan , bahasa Indonesia dipakai didalam segala upacara, peristiwa dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.

2). Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pengantar didalam dunia pendidikan

Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar yang digunakan di lembaga – lembaga pendidikan mulai dari taman kanak – kanak sampai dengan perguruan tinggi diseluruh Indonesia.

3). Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan

Bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi timbal – balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antar daerah dan antar suku , melainkan juga sebagai alat perhubungan didalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya.

4). Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bahasa Indonesia adalah satu – satunya alat yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memikili ciri – ciri dan identitasnya sendiri ,yang membedakannya dari kebudayaan daerah.

Sumber:

http://www.scribd.com/doc/27448428/an-Bahasa-Indonesia

Bahasa Indonesia (Lisan) Ragam Pidato

A. Pendahuluan

Peranan pidato, ceramah, penyajian penjelasan lisan kepada suatu kelompok massa merupakan suatu hal yang sangat penting, baik pada waktu sekarang maupun pada waktu-waktu yang akan datang. Dalam sejarah umat manusi adapat dicatat betapa keampuhan penyajian lisan mengubah sejarah umat manusia atau sejarah suatu bangsa. Penyajian lisan dapat berguna bagi masyarakat, untuk mengembangkan suatu tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan lebih luhur. Tetapi sebaiknya keahlian bicara itu menenggelamkan umat manusia beserta nilai-nilai dan hasil-hasil kebudayaannya. Sebab itu sebagai seorang mahasiswa harus berusaha pula memiliki kemahiran mengungkapkan pikiran secara lisan atau dengan singkat penyajian lisan, bukan saja menghendaki penguasaan bahasa yang baik dan lancar, tetapi disamping itu menghendaki pula persyaratan-persyaratan lain.

B. Isi

Metode Penyajian Oral

(i) Empat Metode Penyajian Oral :

  1. Impromptu (serta merta) : Dalam metode ini pembicara menggunakan cara spontantas (improvisasi), biasanya digunakan untuk pidato yang sifatnya mendadak dan disajikan menurut kebutuhan saat itu.
  2.  Ekstemporan : Metode ini merupakan jalan tengah, yakni uraian yang akan disajikan dipersiapkan dalam bentuk kerangka pidato, kemudian kerangka itu dikembangkan / disajikan dalam pidato.
  3.  Naskah : Dalam metode ini pembicara selalu membaca naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya.
  4. Menghafal (tanpa Teks) : Dalam metode ini pembicara membuat teks maupun ringkasan-ringkasan kecil yang kemudian disusun serta menghafalkannya.

(ii) Persiapan Penyajian Lisan

Dalam garis besar, persiapan-persiapan yang dilakukan untuk sebuah komposisi lsan sama saja dengan menyiapkan komposisi tertulis.Tetapi dalam hal ini pembicara biasanya menghadapi suatu massa yang sudah diketahuinya terlebih dahulu. Sebab itu ada persoalan-persoalan yang harus mendapat perhatian pembicara untuk disiapkan dengan baik jauh sebelumnya. Persiapan-persiapan untuk penyajian lisan,data dilihat melalui ketujuh langkah berikut :

– Meneliti Masalah :

a.  Menentukan maksud.

b. Menganalisa pendengar dengan situasi.

c. Memilih dan menyempitkan topic.

–    Menyusun Kerangka pidato  :

a. Mengumpulkan bahan pidato.

b. Membuat urutan-urutan teks pidato.

c. Menjelaskan isi dari pidato tersebut dengan jelas.

–    Mengadakan Latihan :

a. Melakukan latihan sebelum melakukan pidato, guna menghasilkan suara yang tegas dan jelas.

(iii) Menentukan Maksud dan Topik

Setiap tulisan selalu menentukan topic tertentu yang ingin disampaikan kepada para hadirin, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu dari para pembaca atau pendengar. Reaksi dari para hadirin atas topic dan tujuannya akan lansung dilihat dan dialami pada waktu itu juga. Sebab itu dalam menentukan maksud sebuah uraian lisan, pembicara haus selalu memikirkan tanggapan apa yang dinginkan dari para pendengar. Topik dan tujuan pertama-tama merupakan persoalan dasar bagi tema uraian dan wujud tema itu sendiri.

Penutup

Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karier yang baik. Dalam sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal kita harus menciptakan suatu keadaan yang kondusif.

CYBERBULLY

A. Sekilas tentang cyberspace (mayantara)

          Cyber crime dapat dilakukan melalui sistem jaringan komputernya itu sendiri yang menjadi sasaran dan komputer itu sendiri yang menjadi sarana untuk melakukan kejahatan. Perkembangan teknologi informasi yang demikian pesatnya haruslah diantisipasi dengan hukum yang mengaturnya. Dampak negatif tersebut harus diantisipasi dan ditanggulangi dengan hukum yang terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Produk hukum yang berkaitan dengan ruang siber (cyber space) atau mayantara ini dibutuhkan untuk memberikan keamanan dan kepastian hukum dalam pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi agar dapat berkembang secara optimal.

B. Cyberbully

          Cyber bullying adalah segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja dan dilakukan teman seusia mereka melalui dunia cyber atau internet. Cyber bullying adalah kejadian manakala seorang anak atau remaja diejek, dihina, diintimidasi, atau dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui media internet, teknologi digital atau telepon seluler.

Cyber bullying dianggap valid bila pelaku dan korban berusia di bawah 18 tahun dan secara hukum belum dianggap dewasa. Bila salah satu pihak yang terlibat (atau keduanya) sudah berusia di atas 18 tahun, maka kasus yang terjadi akan dikategorikan sebagai cyber crime atau cyber stalking (sering juga disebut cyber harassment).
Bentuk dan metode tindakan cyber bullying amat beragam. Bisa berupa pesan ancaman melalui e-mail, mengunggah foto yang mempermalukan korban, membuat situs web untuk menyebar fitnah dan mengolok-olok korban hingga mengakses akun jejaring sosial orang lain untuk mengancam korban dan membuat masalah. Motivasi pelakunya juga beragam. Ada yang melakukannya karena marah dan ingin balas dendam, frustrasi, ingin mencari perhatian bahkan ada pula yang menjadikannya sekedar hiburan pengisi waktu luang. Tidak jarang, motivasinya kadang-kadang hanya ingin bercanda.

(i) Hal – hal penyebab cyberbully

Kebanyakan perilaku bullying berkembang dari berbagai faktor lingkungan yang kompleks. Tidak ada faktor tunggal menjadi penyebab munculnya bullying. Faktor-faktor penyebabnya antara lain Faktor Keluarga, Faktor Sekolah dan Faktor Kelompok Sebaya. Penyebab terjadinya cyber bullying ini bisa jadi karena dendam, kemarahan atau perasaan frustasi. Bisa juga karena pelaku memang nggak punya kerjaan, sedangkan ‘mainan’ berbau teknologi banyak tersedia di sekeliling mereka, jadinya iseng dan pingin cari keributan. Atau bisa jadi, pelaku adalah orang-orang yang di kehidupan nyatanya termasuk golongan ‘nggak dianggap’ atau tidak punya kekuatan, dengan melakukan cyber-bullying mereka merasakan bagaimana rasanya jadi ‘orang yang berkuasa’.

(ii) contoh kasus cyberbully

Pencurian dan penggunaan account Internet milik orang lain. Salah satu kesulitan dari sebuah ISP (Internet Service Provider) adalah adanya account pelanggan mereka yang dicuri dan digunakan secara tidak sah. Berbeda dengan pencurian yang dilakukan secara fisik, pencurian account cukup menangkap user id dan password saja. Hanya informasi yang dicuri. Sementara itu orang yang kecurian tidak merasakan hilangnya benda yang dicuri. Pencurian baru terasa efeknya jika informasi ini digunakan oleh yang tidak berhak. Akibat dari pencurian ini, penggunaan dibebani biaya penggunaan acocunt tersebut. Kasus ini banyak terjadi di ISP. Namun yang pernah diangkat adalah penggunaan account curian oleh dua Warnet di Bandung.

Membajak situs web. Salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh cracker adalah mengubah halaman web, yang dikenal dengan istilah deface. Pembajakan dapat dilakukan dengan mengeksploitasi lubang keamanan. Sekitar 4 bulan yang lalu, statistik di Indonesia menunjukkan satu (1) situs web dibajak setiap harinya. Probing dan port scanning. Salah satu langkah yang dilakukan cracker sebelum masuk ke server yang ditargetkan adalah melakukan pengintaian. Cara yang dilakukan adalah dengan melakukan port scanning atau probing untuk melihat servis-servis apa saja yang tersedia di server target. Sebagai contoh, hasil scanning dapat menunjukkan bahwa server target menjalankan program web server Apache, mail server Sendmail, dan seterusnya. Analogi hal ini dengan dunia nyata adalah dengan melihat-lihat apakah pintu rumah anda terkunci, merek kunci yang digunakan, jendela mana yang terbuka, apakah pagar terkunci (menggunakan firewall atau tidak) dan seterusnya. Yang bersangkutan memang belum melakukan kegiatan pencurian atau penyerangan, akan tetapi kegiatan yang dilakukan sudah mencurigakan.

(iii) Pencegahan cyberbully

  1.   Jika anak Anda sudah mengenal aplikasi messenger untuk chat, katakan pada anak untuk membuat pengaturan yang hanya bisa diakses oleh teman-temannya saja. Hal ini akan mencegah pelaku pelecehan menyerang akun pribadi saat sedang online.
  2. Jangan sampai anak sembarangan untuk menambah dan mengonfirmasi permintaan pertemanan. Laporkan setiap pelecehan yang diterima pada operator situs atau jejaring sosial yang bersifat mengancam. Tidak hanya itu, postingan dengan melecehkan foto atau profil juga merupakan pelanggaran. Mintalah admin untuk menghapus halaman yang dibuat pelaku.
  3. Ubah password jika pelaku pelecehan telah menyusup ke salah satu akun pribadi anak. Jangan pernah memberitahukan password pada orang lain. Bisa saja tiba-tiba muncul ide untuk mengusili orang dan mengubah profil anak Anda. Cobalah ganti nama akun atau email agar tidak mudah dilacak kembali oleh pelaku.
Penutup
          Cyber bullying menjadi salah satu permasalahan yang makin marak, termasuk di kalangan para siswa di sekolah. Wawasan yang terbuka, kearifan, dan kreativitas sekolah dibutuhkan untuk penanganannya. Cara pandang yang tepat terhadap fungsi sekolah akan sangat membantu anak menghadapi dan melewati permasalahan yang mereka alami. Jadilah orang tua yang bersahabat dengan anak, komunikasi yang baik dengan anak dapat mencegah terjadi nya cyberbully. Karena orang tua adalah suatu kekuatan bagi anak yang sedang mengalami masalah.